Orang yang bermindset bisnis berutang untuk membeli asset yang produktif, seperti tanah, rumah, emas atau saham.
Mereka bahkan berkeinginan untuk mendapatkan penghasilkan lebih dari utang tersebut.
Sedangkan orang yang tidak bermindset bisnis berutang untuk membeli asset yang tidak produktif.
Orang
bermindset bisnis berpikir/merencanakan untuk membayar utangnya bukan
dari pendapatan pokok, melainkan dari pasif income.
Dengan demikian tidak mengganggu pendapatan pokoknya.
Dalam
berutang, disarankan untuk melakukannya pada urusan-urusan yang tidak
bisa ditunda atau yang menjadi skala prioritas seperti untuk biaya
sekolah anak, kesehatan, atau untuk usaha/bisnis.
Misalnya,
kalau ingin mengembangkan usaha, tapi tidak ada modal, maka berutang
perlu dilakukan, karena kalau tidak kesempatan untuk maju dan berkembang
akan hilang.
Meski demikian, sebelum berutang, lakukan hitung-hitungan prospek usaha, apakah akan menguntungkan di kemudian hari.
Dengan demikian, akan ada kepastian kemampun untuk membayar kewajiban.
Saat ini tawaran pinjaman sangat banyak, bahkan dengan bunga rendah.
Hati-hati
dengan berbagai tawaran tersebut. Jangan sampai Anda mengambil tawaran
tersebut tanpa memperhitungkan kehati-hatian, kebutuhan, dan kemampuan.
Jangan sampai utang Anda melebihi ratio penghasilan.
Hati-hati juga dalam memberikan agunan, apalagi tanpa perjanjian.
Hati-hati dengan istilah yang digunakan untuk menggantikan agunan.
Ketika
melakukan perjanjian utang piutang, baca isi perjanjian dengan teliti,
jangan sampai ada yang melanggar hukum, sehingga mendatangkan kerugian
di pihak Anda.
Perhatikan pula instansi yang menawarkan utang.
Demi keamanan, jangan berutang pada instansi yang tidak jelas.
Jika memungkinkan, lakukan utang kepada keluarga terdekat, seperti suami/istri, saudara, atau sahabat.
Tapi
jika tidak memungkinkan lakukan utang kepada pegadaian atau bank. Kalau
bisa bank menjadi pilihan terakhir, karena sifatnya sangat mengikat.
Sebaliknya, kalau anda sebagai pemberi utang (piutang/kreditur), Anda juga perlu berhati-hati.
Perhatikan
karakter, karena karakter lebih penting daripada syarat agunan atau
jaminan. Kalau seseorang berkarakter pembohong, jangan beri piutang
kepadanya.
Perhatikan pula penghasilan atau bisnisnya. Ini untuk memberi kepastian kalau utang yang Anda berikan bisa dibayar kembali.